Kamis, 15 April 2010

Berita Gayus Tambunan

Gayus Tambunan Seharusnya Dipecat dari Pegawai Pajak


Jakarta - Salah seorang pegawai pajak Gayus Tambunan disebut Komjen Pol Susno Duadji terlibat kasus pajak Rp 25 miliar. Sejak divonis 6 bulan dan percobaan setahun, Gayus seharusnya sudah dipecat sebagai pegawai di Ditjen Pajak.

"Sudah pasti itu (dipecat). Tindakan pemecatan sudah harus dilakukan sejak dia divonis," kata pakar hukum Adminstrasi Negara UGM Zainal Arifin Mukhtar kepada detikcom, Senin (22/3/2010).

Menurut Zainal, apalagi jika ada bukti gratifikasi atau bukti lain dalam kasus korupsi tersebut, Gayus bisa disidangkan kembali dengan kesalahan yang berbeda.

"Itu kan belum selesai. Harus ada proses hukum. Kesalahannya berbeda, bisa disidangkan kembali," ujarnya.

Zainal mengatakan, Gayus harus divonis juga sebagai pegawai pajak. Gayus harus mengikuti proses hukum standar kepegawaian.

"Ya Urip (jaksa Urip Tri Gunawan) saja dulu ngakunya membantah uang buat bisnis. Itu bantahannya (Gayus) harus diproses lebih lanjut," tukasnya.

Nama Gayus mencuat setelah Susno Duadji menyebutkan ada kasus markus pajak yang ditangani tidak sesuai aturan alias rekayasa.

Susno menyebut dari Rp 25 miliar yang dimiliki Gayus, hanya Rp 395 juta yang dijadikan pidana dan disita negara. Sisanya Rp 24,6 miliar tidak jelas.

Gayus kemudian dikenakan 3 pasal yakni pasal penggelapan, pencucian uang, dan korupsi. Namun di persidangan dia hanya dituntut jaksa dengan pasal penggelapan. Hakim pun memutuskan Gayus divonis 6 bulan penjara dan masa percobaan setahun.

Dari vonis tersebut, Kejaksaan Agung berkilah, kalau tuntutan terhadap Gayus hanya penggelapan karena Gayus dinilai sudah mengembalikan uang milik Roberto Antonius dan PT Megah Citra Jaya Garmindo sebesar Rp 370 juta sebelum tuntutan dibacakan.

Senada dengan Kejaksaan Agung, Mabes Polri juga membantah adanya markus dalam penanganan kasus pajak Rp 25 milliar tersebut.

Mabes Polri menilai, kasus kepemilikan rekening Rp 25 milliar milik oknum pegawai pajak Gayus Tambunan telah sesuai prosedur. Tidak ada pencairan dana sebesar Rp 24 milliar untuk dibagi-bagikan kepada penyidik.

Namun saat dihubungi detikcom, Gayus membantah semua tudingan tersebut. Gayus menegaskan kalau uang tersebut ditarik untuk pelaksanaan proyek milik teman bisnisnya, Andi Kosasih. Uang itu untuk membuat ruko proyeknya di Jakarta Utara.

Gayus mengaku kalau dirinya masih aktif di kantor pajak pusat. Gayus juga mendapat dukungan dari teman-temannya sehingga kasus yang menyeret dirinya ini tidak mengganggu aktivitasnya sebagai PNS Pajak. (gus/asy)

Album d'massiv PERJALANAN buatt pecinta d'massiv..

Album Terbaru D'massiv Sudah Bisa Di Nikmatin

Grup band d'Masiv, yang telah dicap menjiplak untuk delapan lagu dari album reguler perdana mereka, Perubahan (2008), mengaku berhati-hati dalam menggarap album reguler kedua mereka, Perjalanan (2010), yang baru dirilis. Album baru d'Masiv diberi judul 'Perjalanan' karena proses penciptaan dan pengumpulan lagu untuk album itu dilakukan oleh mereka dalam tur kawanan Rian (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Rai (bas), dan Why (drum) itu dari kota ke kota. "Prosesnya setahun dan menguras tenaga," kata Rian. Launching album terbaru d'Masiv ini diadakan di Hard Rock Cafe, Jakarta Selatan.
Dibandingkan dengan mengerjakan album 'Perubahan', mereka merasa tidak terbirit-birit menggarap album 'Perjalanan'. Untuk Perubahan, "Seperti dikejar-kejar setan karena deadline dari label (perusahaan rekaman) kami," ujar Rian; sedangkan untuk Perjalanan, "Kami semua punya banyak waktu untuk merevisi yang kami dengar dan kami rasa kurang," lanjutnya. "Kami juga banyak belajar dari album-album terdahulu," imbuh Rian, yang bersama rekan-rekannya tersebut juga melahirkan album mini Special Edition (2009).
Hasilnya, 12 lagu baru plus dua lagu dari album mini Special Edition menjadi muatan album Perjalanan. Single pertamanya, 'Rindu 1/2 Mati'. "Waktu itu memang perasaan lagi campur aduk. Rindu sama rumah, orangtua, karena lagi sibuk-sibuknya tur. Akhirnya, perasaan rindu disatukan, jadilah 'Rindu 1/2 Mati', yang kami pilih jadi single utama," jelas Rian.
Pemilihan 'Rindu 1/2 Mati' bukan tanpa alasan. Untuk lagu tersebut, d'Masiv dibantu oleh personel grup Vierra, Kevin Aprilio, yang bermain piano. Permainan piano oleh Kevin diharapkan menguatkan power-pop yang diusung juara kontes band "Wanted" asal Jakarta ini. "Kebetulan, personel-personel kami enggak ada yang benar-benar pianis. Kevin itu pemain piano yang bagus. Saya cuma bilang, mainkan musik seperti membelah kelapa tanpa airnya tumpah, lalu dia menerjemahkannya dengan musik yang bagus," puji Rian.
Karena pernah dituding menjiplak untuk delapan lagu dalam album Perubahan, d'Masiv mengaku berhati-hati untuk album Perjalanan. "Memang, kami jadi lebih hati-hati. Kalau ada kemiripan, mending kami buang sekalian. Kami cari yang terbaik, yang penting kami berkarya sebaik-baiknya," tegas Rian.
Dengan 'Perjalanan' dirilis, d'Masiv berharap akan terus belajar dan tidak cepat puas. "Di album ini biar bagaimanapun kami tidak cepat puas dan belum menemukan warna d'Masiv sepenuhnya. Itu proses dan sampai kapan pun tetap akan berproses," tutup Rian.